Makalah Inflasi dan Pengangguran, Dampak Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Makro Makalah Inflasi dan Pengangguran, Dampak Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Makro - Oxtes Oxtes - Kumpulan Makalah premium

Makalah Inflasi dan Pengangguran, Dampak Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Makro

Makalah Inflasi dan Pengangguran, Dampak Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Makro

BAB  I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan pengangguran.Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguranalamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturanupah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi danseberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutamasekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh banksentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secaragaris besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi mengenai “Inflasi dan Pengangguran”kami mengangkat rumusan masalah yaitu:

  • Bagaimana konsep dan pengaruh inflasi, deflasi dan stagflasi?
  • Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran?

C. Tujuan

Tujuan dalam makalah iniadalah ingin mengetahui tentang konsep dan pengaruh inflasi, deflasi danstaglasi serta hubungan antara tingkat harga dan pengangguran.

BAB II
PEMBAHASAN
A. INFLASI
Pengertian Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secaraterus-menerus. Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunanharga secara terus menerus, akibatnya daya beli masyarakat bertambah besar,sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada tahapberikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya dayabeli masyarakat. Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu manakalaharga-harga secara umum turun dari periode sebelumnya (nilai inflasi minus).Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karenasecara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasipada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, makaitu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yangakibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga.

Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkatinflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasinol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia adalah sukaruntuk dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkatinflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tibaatau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luarekspektasi pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasinilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalahinflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yangbertujuan agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.

Jenis-jenis Inflas
A. Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategoriutama, yaitu sebagai berikut:

• Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yangbesarnya kurang dari 10% pertahun
• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun.Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatifbesar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit,misalnya 15%, 20%, 30%, dan sebagainya.
• Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30– 100% pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.
• Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaituinflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara drastic hingga mencapai 4 digit(di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang,karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan denganbarang.

B. Berdasarkan Sebabnya
• Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karenaadanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisiproduksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnyaadalah sesuai dengan hokum permintaan, bila permintaan banyak sementarapenawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secaraterus-menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu,untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru denganpenambahan tenaga kerja baru.

• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karenanaiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidakefisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutanjatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikanupah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biayaproduksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama,langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atauharga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karenapenurunan jumlah produksi.

C. Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitupertama inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbulkarena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihatpada anggaran belanja negara.
Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru.Selain itu harga-harga naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencanaalam yang berkepanjangan dan sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luarbegeri.
Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negaramengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan jugaongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harusmengimpor barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu sajabertambah mahal.

Metode Pengukuran Inflasi

Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeksharga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur lajuinflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:
a) ConsumerPriceIndex (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalammembeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost ofmarketbasket in base year) x 100%
b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index
Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahanmentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI inisejalan dengan indeks CPI.
c) GNP Deflator

GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI,dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalamhitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeksdiatas:
GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

Definisi Inflasi Merayap dan Hiperinflasi

Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yanglambat jalannya. Yang digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikanharga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun.Malaysia dan Singapura adalah dua dari negara-negara yang tingkat inflasinyadapat digolongkan sebagai inflasi merayap
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangatcepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipatdalam masa yang singkat. Di Indonseia, sebagai contoh, pada tahun 1965 tingkatinflasi adalah 500 persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen. Iniberarti tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pada tahun 1965 dan 6,5 kalilipat dalam tahun 1966.
Di negara-negara berkembang adakalanya tingkat inflasi tidakmudah dikendalikan. Negara-negara tersebut tidak menghadapi masalahhiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi pada tingkat yangsangat rendah. Secara rata-rata di sebagian negara tingkat inflasi mencapai diantara 5 hingga 10 persen. Inflasi dengan tingkat yang seperti itu digolongkansebagai inflasi rendah atau moderate inflation.

Dampak dari inflasi

Inflasi umumnya memberikan dampak yangkurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salahsatu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antarainflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkatpengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkanperekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahuibeberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagaiberikut.

Dampak Negatif

1.   Bila harga secara umum naikterus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalannormal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborongsementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negararentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.

2.   Sebagai akibat dari kepanikan tersebutmaka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpukbarang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampakpada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.

3.   Produsen cenderung memanfaatkankesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan caramempermainkan harga di pasaran.

4.   Distribusi barang relative tidak adilkarena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnyadekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.

5.   Bila inflasi berkepanjanagn produsenbanyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidakada yang mampu membeli.

6.   Jurang antara kemiskinan dan kekayaanmasyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomiyang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.

Dampak Positif
1.    Masyarakat akan semakin selektif dalammengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapatditekan.

2.    Inflasi yang berkepanjangan dapatmenumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.

3.    Tingkat pengangguran cenderung akanmenurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksidengan cara mendirikan atau membuka usaha.

Inflasi danPerkembangan Ekonomi

Kenaikan harga – harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan.Kenaikan harga menyebabkan barang – barang negara itu tidak dapat bersaing dipasaran internasional. Maka ekspor menurun. Sebaliknya, harga – harga produksidalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang –barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak impor akan di lakukan.Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah menyebabkanketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaranakan memburuk.

Inflasi danKemakmuran Masyarakat

Di samping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara, inflasi jugaakan menimbulkan efek – efek yang berikut kepada individu masyarakat :
Inflasi akanmenurunkan pendapatan rill orang – orang yang berpendapatan tetap. Pada umumnyakenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga – harga. Maka inflasi akanmenurunkan upah rill individu – individu yang berpendapatan tetap.
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaanmasyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dansimpanan dalam institusi – istitusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan.Nilai rillnya akan menurun apabila inflasi berlaku.

Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatantetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai rill pendapatannya, dan pemilikkekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai rill kekayaannya.Akan tetapi pemilik harta – harta tetap (tanah), bangunan dan (rumah) dapatmempertahankan atau menambah nilai rill kekayaannya. Ajuga sebagaipenjual/pedagang dapat mempertahankan nilai rill pendapatannya. Dengan demikianinflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan berpendapatan tetapdengan pemilik – pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjai semakin tidak merata.

Cara mencegah inflasi
a)     Kebijakan Moneter

Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlahuang beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneteryaitu : (1) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana pengendalian jumlah uang beredar olehBank Sentral dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar,Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlahuang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ; (2) Penetapan TingkatDiskonto (Discount Rate Policy) yangmerupakan tingkat bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yangdiberikan kepada Bank Umum;

(3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu proporsicadangan minimum yang harus dipegang  Bank umum atas simpanan masyarakatyang dimiliki. Untuk menekan lajuinflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebihkecil.

b)     Kebijakan Fiskal
Kebijakanfiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakanyang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikianakan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaantotal. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah sertakenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapatditekan.

c)      Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikanoutput dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapaimisalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderungmeningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.

d)     Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
      Inidilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga tertentuuntuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gajiatu upah juga dinaikkan.

PENGANGGURAN
Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yangtidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategoriorang yang menganggur biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan padausia kerja dan masanya kerja. Usia kerja biasanya adalha usia yang tidak dalammasa sekolah tetapi di atas usia anak-anak (relatif di atas 6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di atas usia 18, namun masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini masihbanyak yang memperdebatkannya.
Pengangguran pada dasarnya tidak bisa dihilangkansepenuhnya, karena bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan suatu bangsa dalammenangani perekonomiannya, tetap saja pengangguran itu ada. Akan tetapi mashabklasik dengan salah satu teorinya yang terkenal sebagai hukum “Say” dari JeanBaptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creats its own demand” atau penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini benarterjadi, maka pengangguran tidak aka nada, dan bila pun ada tidak akanberlangsung lama, karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana, bahwaapabila produsen menghasilkan barang dalam jumlah tertentu maka akan segerahabis dikonsumsi masyarakat. Pada saat yang sama misalkan terdapat para pencarikerja, oleh karena produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam jumlahbanyak untuk memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal dalam penjualan,maka semua pencari kerja itu akan terserap untuk mengisi lowongan baru yangdisediakan oleh produsen / perusahaan, dan ini berlangsung terus. Akan tetapipada kenyataannya tidak satu negara pun di dunia ini yang bisa menerapkan teoriini, alasannya salah satu asumsi yaitu pasar persaingan sempurna tidak akanbisa dan tidak akan pernah terjadi, dikarenakan syaratnya yang tidak mungkinbisa dipenuhi.

Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karenapengangguran berarti pemborosan dana. Akan tetapi, juga memberikan dampaksocial yang tidak baik misalkan akan semakin meningkatnya tindakan kriminal danpelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi lain pengangguran atau menganggur umumnyadilakukan dengan suka rela, baik karena memilih pekerjaan, menunggur pekerjaanyang sesuai, keluar dari pekerjaan lama untuk mencari pekerjaan baru karenaalasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan pekerjaan dan perusahaan, danberbagai macam alasan lainnya.

Jenis-Jenis Pengangguran
Bedasarkan penyebab terjadinya :
  • Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.
  • Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik turunnya siklus ekonomi.
  • Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
  • Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh fluktuasi ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk menganggur.
  • Pengangguran siklikal :  pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
  • Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya perubahan tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
  • Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi
Berdasarkan Cirinya :
Akibat Pengangguran

Bagi perekonomian Indonesia :
  1. Penurunan pendapatan perkapita.
  2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
  3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat :
  1. Menjadi beban psikologis dan psikis.
  2. Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
  3. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak kriminalitas.
 Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran

Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secarasingkat di atas, sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi,maka masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akandiubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap dipakai atau harus melaluiproses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara pengangguran adalah orangyang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, makasecara teoritis para pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan sajakarena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsenseharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambahproduksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini tentumemerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.

Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyakmemberikan dampak yang negatif daripada positif bagi suatu bangsa dalamperekonomiannya. Alasannya, sederhana saja karena banyak negara yang mengelolaekonominya tidak efisien, hambatan investasi, dan masih tergantung sangat besar(baik dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan baku impor.
Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi membuat masyarakathidup berhemat, banyak PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadikelangkaan barang di pasar, dan ini justru akan menjadi inflasi yang sudahtinggi menjadi lebih tinggi.

Prof. A. W Phillips daro London School of Economic, inggrismeneliti data dari berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan inflasi.Secara empiris tanpa didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa adahubungan yang terbalik antara tingkat inflasi dan pengangguran, dalam artiapabila inflasi naik, maka pengangguran turun, sebaliknya apabila inflasiturun, maka pengangguran naik.

Secara teori, Lipsey menerangkan hubungan antara tingkatinflasi dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upahtenaga kerja akan cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karenabanyaknya tingkat pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja.Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran relatif rendah,karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatukondisi terdapat keseimbangan anatara permintaan dan penawaran tenaga kerjayang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada, halini dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai denganlowongan dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips,penawaran dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upahtergantung dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian,makin besar kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakinbesar, ini berarti tingkat pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karenahubungan antara kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikanupah, maka berarti bila tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah,sebaliknya bila tingkat upah rendah, maka pengangguran tinggi. Namun, biladibalik pernyataannya menjadi bila tingkat pengangguran tinggi, maka upahrendah dan bila pengangguran rendah, maka upah tinggi. Perlu diingat bahwaasumsi dasar dari teori ini adalah bahwa bila upah riil sama dengan upahnominal, dimana upah riil adalah upah nominal dibagi dengan harga yang berlaku.
Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antaratingkat upah dengan inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlahkembali salah satu penyebab inflasi yang dijelaskan di atas, yaitu cost pushinflation, dimana salah satu penyebab naiknya harga barang adalah adanyatuntutan kenaikan upah, sehingga untuk mengatasi biaya produksi dan operasi,maka harga produk dijual dengan harga relatif mahal dari sebelumnya (artinyamanakala upah tinggi, maka tingkat inflasi tinggi, dan sebaliknya)

TUJUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Tujuan Bersifat Ekonomi

Tujuan untukmengatasi pengangguran didasarkan kepada pertimbangan – pertimbangan yangbersifat ekonomi. Dalam hal ini ada tiga hal pertimbangan utama : untukmenyediakan lowongan pekerjaan baru, untuk meningkatkan taraf kemakmuranmasyarakat dan memperbaiki kesamarataan pembagian pendapatan.

Dalam jangkapanjang usaha mengatasi pengangguran diperlukan karena jumlah penduduk yangselalu bertambah akan menyebabkan pertambahan tenaga kerja yang terus menerus.Maka, untuk menghindari masalah pengangguran yang semakin serius, tambahanlowongwn pwkwrjaan yang cukup perlu disediakan dari tahun ke tahun.

Dalam jangka pendek pengangguran dapat menjadi bertambah serius, yaitu ketikaberlaku kemunduran atau pertumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam masa seperti itukesempatan kerja bertambah dengan lambat dan pengangguran meningkat. Menghadapikeadaan yang seperti ini usaha – usaha pemerintah untuk mengatasi pengangguranperlu ditingkatkan.

Kenaikankesempatan kerja dan penganguran sangat berhubungan dengan pendapatn nasionaldan tingkat kemakmuran masyarakat. Kenaikan kesempatan kerja menambah produksinasional dan pendapatan nasional. Ukuran kasar dari kemakmuran masyarakatadalah pendapatan per kapita yang diperoleh dengan cara membagikan pendapatannasional dengan jumlah penduduk. Dengan demikian kesempatan kerja yang semakinmeningkat dan pengangguran yang semakin berkuran bukan saja menambah pendapatannasional tetapi juga meningkatkan pendapatan per kapita. Melalui perubahan inikemakmuran masyarakat akan bertambah.

Pengangguran yangsemakin tinggi manimbulkan efek yang buruk kepada kesamarataan pembagianpendapatan. Pekerja yang menganggur tidak memperoleh pendapatan. Maka semakinbesar pengangguran, semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak mempunyaipendapatan. Seterusnya penganggran yang terlalu besar cenderung untukmengekalkan atau menurunkan upah golongan berpendapatan rendah. Sebaliknya,pada kesempatan kerja yang tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudahdiperoleh. Dari kecenderungan ini dapat disimpulakn bahwa usaha menaikkankesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai alat untuk memperbaiki pembagianpendapatan dalam masyarakat.

Tujuan Bersifat Sosial dan Politik

Tujuan untukmengatasi masalah sosial dan politik tidak kalah pentingnya dengan tujuan yangbersifat ekonomi. Tanpa kestabilan sosial dan politik, usaha – usaha untuk mengatasimasalah ekonomi tidak dapat di capai dengan mudah. Berikut ini diterangkanmasalah sosial dan politik utama yang ingin diatasi melalui kebijakanpemerintah mengurangi pengangguran.

Ditinjau dari segimikro, tujuan ini merupakan hal yang sangat penting. Apabila kebanyakan anggotadalam suatu rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan, berbagai masalah akantimbul. Pertama, keluarga tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas untukmelakukan perbelanjaan. Maka secara lansung pengangguran mengurangi tarafkemakmuran kluarga. Seterusnya, pengangguran mengurangi kemampuan keluargauntuk membiayai pendidikan anak – anaknya. “Drop-out” di sekolah – sekolahangat berhubungan erat dengan masalah kemiskinan. Efek psikologi ke atas rumahtangga seperti merasa rendah diri, khilangan kepercayaan diri dan perselisihandalam kluarga, merupakn masalah lain yang ditimbulakn oleh pengangguran.

Di satu pihakpengangguran menyebabkan para pekerja kehilangan pekerjaannya. Akan tetapi dilain pihak, ketiadaan pekerjaan tidak akan mengurangi kebutuhan untukberbelanja. Seringkali yaitu apabila tidak ada tabungan dan sumber pendapatanlain, pengangguran manggalakkan kegiatan kejahatan. Terdapat perkaitan yangerat di antar masalah kejahatan dan masalah pengangguran, yaitu semakin tinggipengangguran, semakin tinggi kasus kejahatan. Dengan demikian usaha mengatasipangangguran secara tak langsung menyebabkan pengurangan dalm kejahatan.
Kestabilan ekonomidan pertumbuhan ekonomi yang diperlukan untuk menaikkan taraf kemakmuranmasyarakat memerlukan kestabilan politik. Tanpa kstabilan politik tidak mungkinsuatu negara dapat mencapai pertumbuhan yang cepat dan terus – menerus.Pengangguran merupakan salah satu sumber / penyebab dari ketidakstabilanpolitik. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak merasa puas dengan pihakpemerintah. Mereka merasa pemerintah tidak melakukan tindakan yang cukup untukmasyarakat. Dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggi masyarakatseringkali melakukan demonstrasi dan mengemukakan kritik ke atas pemimpin –pemimpin pemerintah. Hal – hal seperti itu akan menimbulkan halangan untukmelakukan investasi dan mengembangkan kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnyaperkembangan ekonomi yang lambat semakin berkepanjangan dan keadaanpengangguran semakin memburuk. Langkah pemerintah untuk menghhindari masalh iniperlu dilakukan.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

1)   Inflasi adalah suatu keadaan dalam manaterjadi senantiasa meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan dimana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.

2)   Deflasi adalah suatu keadaan semakin turunnyaharga barang-barang atau semakin meningkatnya nilai uang.

3)   Stagflasi adalah kondisi dimana hubunganterbalik antara laju inflasi dan output ini merupakan akibat dari pergeserankurva penawaran aggregate yang disebabkan oleh perubahan inflasi yangdiharapkan.

4)   Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulanbahwa semakin tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upahdan harga; dan semakin tinggi harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikantingkat upah.

Dalam perekonomian tertutup, dan dalamjangka pendek, pengangguran dan inflasi merupakan masalah ekonomi yang perlu dihadapi dan di atasi. Dalam sistem pasar bebas, kdua masalah ini tidak dapatdengan sendirinya diatasi. Kebijakan pemerintah perlu dijalankan apabila salahsatu kedua masalah tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini dalam analisismakro ekonomi perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua masalahtersebut dan bentuk – bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untukmengatasi kedua masalah.

Ada dua cara yg di gunakan untuk melihat masalah pengangguran. Yang pertamaadalah dengan melihar sumber dari wujud masalah tersebut dan yang kedua adalahberdasarkan ciri – cirinya. Berdasarkan sumbernya pengangguran dibedakan kepada: pengangguran normal/friksional, pengangguran siklikal (kunjungtur),pengangguran berstruktur dan pengangguran teknologi. Berdasarkan ciri – cirinyapengangguran dibedakan kepada : pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi,pengangguran bermusim dan setengah menganggur.

Mengapakah pengangguran perlu diatasi? Kebijakan pemerintah untuk mengatasipengangguran didorong oleh tujuan bersifat ekonomi dan tujuan bersifat sosialdan politik. Dari segi ekonomi tujuan mengatasi pengangguran adalah :Menyediakan kesempatan kerja, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat danmemperbaiki distribusi pendapatan.

B. Saran
Menurutkami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi diIndonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja. Dalam menghadapikemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif,dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkanpartisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalammenghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkankualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yangstandarnya adalah standar global.

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. EkonomiMoneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.
Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua. Collins. Penerbit Erlangga :1997.
Manullang. PengantarTeori Ekonomi Moneter. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta: 1993.
Nopirin. EkonomiMoneter Buku  II. PenerbitBPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2000.
Rudiger Dombusch, Stanley Fischer, J. mulyadi. Makro ekonomi. Penerbit Erlangga: 1992.
Sukirno, Sadono. MakroEkonomi Teori Pengantar. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta: 2011.
Waluya Harry. EkonomiMoneter Uang dan Perbankan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta: 1993.

Post a Comment

أحدث أقدم